Tampilkan postingan dengan label Kunci Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kunci Hidup. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Juni 2009

Ikhlas

di 18.48 0 komentar
Kedudukan Ikhlas

Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda,
“Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”

Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Fudhail bin Iyadh memahami kata ihsan dalam firman Allah surat Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” dengan makna akhlasahu (yang paling ikhlas) dan ashwabahu (yang paling benar). Katanya, “Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah.” Pendapat Fudhail ini disandarkan pada firman Allah swt. di surat Al-Kahfi ayat 110.

Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”

Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”

Makna Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.

Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.

Buruknya Riya

Makna riya adalah seorang muslim memperlihatkan amalnya pada manusia dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian, dan segala bentuk keduniaan lainnya. Riya merupakan sifat atau ciri khas orang-orang munafik. Disebutkan dalam surat An-Nisaa ayat 142, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Riya. Allah berkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya, ‘Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah, apakah kamu mendapatkan balasannya?’” (HR Ahmad).

Dan orang yang berbuat riya pasti mendapat hukuman dari Allah swt. Orang-orang yang telah melakukan amal-amal terbaik, apakah itu mujahid, ustadz, dan orang yang senantiasa berinfak, semuanya diseret ke neraka karena amal mereka tidak ikhlas kepada Allah. Kata Rasulullah saw., “Siapa yang menuntut ilmu, dan tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan wangi-wangi surga di hari akhir.” (HR Abu Dawud)

Ciri Orang Yang Ikhlas

Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”

Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.

Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.

Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.

Rabu, 25 Maret 2009

Saudara Qw

di 20.53 0 komentar
Saudara Qw bukan Malaikat, ia tak punya sayap. Ia tak bisa terbang ke langit
Tapi ia selalu membantuku untuk terbang...
Saudara Qw bukan seorang Janius, ia tak bisa menghafal lebih dari 100 kata.
Tapi ia bisa menjelaskan dunia padaku...

Saudara Qw bukan pelawak, ia tidak lucu. Ia bukan badut.
Tapi ia bisa menghiburku...
Saudara Qw bukan Tuhan, Yang mengabulkan segala Do'a dan harapanku.
Tapi Ia membuat aku mengerti Kalau kami saling membutuhkan...



Selasa, 13 Januari 2009

5 Alasan Utama Penyebab Kegagalan Pemimpin

di 17.33 0 komentar




Paul Paterson dalam sebuah artikel diblog-nya mengetengahkan 5 alasan utama penyebab kegagalan seorang pemimpin. Berikut ini saya berikan rangkuman singkat kelima alasan tersebut.

1. They disconnect from the people they are leading
Kenyataannya banyak pemimpin yang terlalu terpaku pada “serba-serbi kepemimpinan”, dan mereka melupakan bahwa kepemimpinan sesungguhnya adalah tentang orang yang dipimpin.

2. They become proud and refuse to be questioned
Pemimpin terkadang memiliki ego yang tinggi saat mereka berada dipuncak, memimpin orang-orang. Menghindar dari pertanyaan.

3. They are not authentic
Seorang pemimpin bukanlah menjadi orang lain, tapi menjadi diri sendir dengan memaksimalkan kekuatannya dan menutup kelemahannya.

4. They are authentic
Seorang pemimpin yang terlalu menjadi dirinya sendiri dan tidak mau menerima pendapat orang lain juga tidak baik.

5. They do too much
Pemimpin seharusnya mendelegasikan tugas, bukan mengerjakan semuanya sendirian meskipun dirinya mampu.

Masih ingin tau ulasan lengkap mengenai ide dari Paul Paterson ini, terutama untuk point ke 3 dan 4? Baca langsung artikelnya di sini.


Sumber : http://blog.yuliarto.com/category/kepemimpinan/

4 Cara Mengobati Kebosanan

di 17.11 0 komentar



Melakukan sesuatu secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sering kali menimbulkan kebosanan. Padahal rasa bosan bisa menyebabkan seseorang malas dan bahkan berhenti melakukan sesuatu. Ini jelas berbahaya apabila kebosanan menyerang sisi-sisi penting dalam kehidupan kita seperti pekerjaan dan hubungan. Jangan sampai gara-gara kebosanan, kita tidak bekerja. Atau juga gara-gara kebosanan, hubungan jadi merenggang.

Berikut ini saya berikan beberapa tips yang bisa mengobati kebosanan:

1. Lakukan berbeda
Melakukan sesuatu secara monoton, sering kali menyebabkan kebosanan. Untuk itu lakukan dengan cara-cara yang berbeda. Siapa tahu dengan cara yang berbeda, selain bisa mengatasi kebosanan, justru kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Berikan apresiasi
Saat kita melakukan sesuatu, cobalah untuk membuat celebrasi untuk apa yang kita lakukan. Celebrasi tersebut bisa berupa hal yang kita senangi sebagai hadiah dari apa yang sudah kita lakukan. Misalnya saat kita sudah bekerja selama seminggu penuh, kita berikan satu kali untuk makan diluar untuk menu yang kita sukai untuk memperingati seminggu kita sudah bekerja dengan baik sekali.

3. Ingat visi dan tujuan kita
Setiap yang kita kerjakan, yang mempunyai visi dan tujuan yang jelas, pasti bisa kita lakukan sebaik-baiknya. Hal itu karena visi dan tujuan memberikan semangat. Oleh sebab itu, jika kita mulai bosan, coba ingat visi dan tujuan kita yang bisa kita raih dari apa yang kita lakukan. Setelah itu pasti kita akan punya tambahan semangat untuk berjuang lagi.

4. Ingat pencapaian kita
Pencapaian-pencapaian tertentu dalam pekerjaan dan hubungan, kalau diingat kembali bisa memberikan semangat untuk melakukan sesuatu, plus membangkitkan keinginan untuk mendapatkan pencapaian-pencapaian lain.

Sumber: http://blog.yuliarto.com/

Selasa, 02 Desember 2008

5 Penghambat Kesuksesan

di 17.26 0 komentar
:ayokona:
5 Hal yang dapat menghambat kesuksesan manusia antara lain :
takbole
1.Cara pandang. Jangan menyerah dulu sebelum berusaha.
2.Usia. Kalau ingin sukses jangan pernah berdalih usia.
3.Kesehatan. Jangan jadikan keterbatasan sebagai alas an.
4.Intelektual. Jangan pernah bilang kalau kita bodoh.
5.Nasib. Jangan bilang “inilah nasibku”
karena sebenarnya kita bisa lebih dari ini.
:wave:

Senin, 01 Desember 2008

7 Kekuatan Manusia

di 05.02 0 komentar
  1. Berfikir/ The Power Of Mind. Kemampuan untuk mengikat informasi yang dimiliki oleh manusia. Tidak pada hewan.

  2. The Power Of Learn. Belajar dari kesalahan dan kegagalan adalah salah satu kunci sukses.

  3. The Power Of Focus. Biasakan untuk focus pada apa yag kita lakukan.

  4. The Power Of Diciplin. Disiplin adalah kemampuan anda untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan yang direncanakan tanpa ketergantungan dengan emosional atau mod.

  5. The Power Of Survival. Kekuatan muncul ketika manusia terdesak dan tertekan. Padahal jika kita berdayakan dengan maksimal tanpa harus manunggu kita terdesak, itu akan menjadi modal kuat bagi kita untuk sukses.

  6. The Power Of Love. Kekuatan cinta mengalahkan segalanya.

  7. The Power Of Dream. Impian adalah sesuatu yang ingin diraih baik bersifat materi atau non materi yang benar-benar dikejar dengan tindakan.

Tetapi, perintah ALLAH adalah yang pertama dari pada yang lain.





 

It's My Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review